Saat Prabowo “Cemburu” Letkol Teddy Disambut Meriah Buruh: JAKARTA – Momen unik dan penuh warna terjadi dalam peringatan Hari Buruh Nasional 1 Mei 2025 lalu. Saat Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto hadir di tengah ribuan massa buruh, sorotan justru tertuju pada sosok pendampingnya. Letkol Teddy Indra Wijaya. Sambutan meriah dari para buruh kepada Teddy membuat Prabowo melontarkan kalimat bercanda yang mengundang tawa: “Yang presiden gue nih.”
Sambutan Meriah Teddy yang Mengalihkan Perhatian
Acara peringatan Hari Buruh di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, yang dihadiri ribuan buruh dari berbagai serikat pekerja. Berubah menjadi ajang kehebohan saat Prabowo datang ditemani ajudan setianya, Letkol Teddy. Massa buruh bukan hanya bersorak menyambut sang presiden terpilih, tapi juga terlihat ramai memanggil nama “Letkol Teddy” sambil berteriak dan mengangkat poster dadakan.
“Letkol Teddy ganteng banget!” “Pak Teddy, lambaikan tangan dong!” “Presidennya mah Teddy aja!”
Sorakan itu menggema di area acara, membuat suasana semakin cair. Bahkan, beberapa buruh yang hadir di barisan depan nekat meminta selfie langsung dengan Letkol Teddy.
Respons Prabowo: Santai dan Bersahabat
Melihat antusiasme buruh yang tak hanya tertuju pada dirinya, Prabowo tetap tenang. Dengan gaya santainya, ia justru melontarkan candaan khas yang spontan dan mengundang gelak tawa:
“Yang presiden gue nih,” ucap Prabowo sambil menunjuk ke arah Teddy yang tampak tersenyum malu-malu.
Kalimat itu pun langsung viral di media sosial, terutama di kalangan warganet yang selama ini sudah mengenal sosok Letkol Teddy sebagai figur militer muda yang karismatik dan low profile.
Siapa Letkol Teddy Indra Wijaya?
Letkol Infanteri Teddy Indra Wijaya bukan nama asing di kalangan pengamat militer maupun publik. Sejak dipercaya menjadi ajudan pribadi Prabowo Subianto sejak awal 2020-an, sosoknya sering muncul dalam berbagai kegiatan resmi dan kenegaraan.
- Alumni Akmil tahun 2006
- Berasal dari korps Infanteri TNI AD
- Pernah bertugas di berbagai satuan tempur elit
Kharisma, postur gagah, dan kedekatannya dengan rakyat membuat Teddy dengan cepat menjadi figur publik, terutama di kalangan muda dan ibu-ibu yang aktif di media sosial.
Buruh dan Politik: Antara Simbol dan Simpati
Momen sambutan meriah terhadap Letkol Teddy sebenarnya bisa dibaca lebih dalam. Di tengah suhu politik pasca Pemilu 2024 yang relatif hangat, dukungan massa terhadap Prabowo tampak meluas di berbagai lapisan, termasuk kalangan buruh.
Namun uniknya, simbolik antusiasme terhadap ajudan seperti Teddy mencerminkan bahwa politik hari ini bukan lagi soal partai atau kebijakan semata, melainkan juga soal figur dan kedekatan emosional. Sosok-sosok yang tampil bersahaja dan merakyat cenderung lebih mudah menyentuh hati rakyat kecil.
Reaksi Media Sosial: Viral Seketika
Kejadian ini sontak menjadi trending topic di X (dulu Twitter), TikTok, hingga Instagram. Potongan video Prabowo yang menyebut Teddy sebagai “presiden” diikuti dengan tagar seperti #LetkolTeddy, #PresidenGueTeddy, dan #HariBuruh2025 viral dalam hitungan jam.
Beberapa komentar netizen:
“Letkol Teddy ini definisi ‘pak tentara yang menenangkan hati'” “Kalau beliau nyapres 2040, saya pilih tanpa mikir.” “Yang kayak gini nih yang bikin rakyat semangat. Dekat tapi nggak dibuat-buat.”
Prabowo, Humor, dan Politik Pop
Candaan Prabowo sebenarnya bukan hal baru. Sejak masa kampanye hingga pasca terpilih sebagai Presiden 2024, Prabowo dikenal publik sebagai tokoh yang tidak sungkan bercanda dan tampil cair di depan rakyat.
Namun momen dengan Letkol Teddy memperlihatkan bagaimana politik populis hari ini membutuhkan pendekatan humanis, bukan hanya narasi elitis atau pidato kaku. Prabowo tak kehilangan panggung meski popularitas ajudannya mencuri perhatian – justru ia merangkulnya dengan humor.
Letkol Teddy Disambut Meriah Buruh
Momen Hari Buruh 1 Mei 2025 di GBK tak hanya mencatat kehadiran Presiden terpilih Prabowo Subianto, tetapi juga menghadirkan dinamika sosial yang menarik: antusiasme terhadap sosok Letkol sebagai simbol karisma militer yang dekat dengan rakyat.
Kalimat “Yang presiden gue nih” menjadi lebih dari sekadar candaan. Ia menandai cara baru pemimpin menyatu dengan rakyat: dengan kehangatan, spontanitas, dan kesediaan berbagi sorotan panggung. Di era politik digital dan viral, mungkin memang ini resep baru untuk jadi pemimpin: dekat, jujur, dan siap tertawa bersama rakyatnya.