Soal Keracunan MBG Cianjur, Kepala BGN: Setengah Foodtray Kasus dugaan keracunan makanan yang menimpa puluhan siswa di Cianjur setelah mengonsumsi produk MBG (Makan Bareng Gratis) kembali menuai sorotan. Terbaru, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkap temuan mencengangkan: sebagian wadah makanan alias foodtray yang digunakan dalam program tersebut ternyata berbahan plastik jenis tidak layak pakai panas. Temuan ini menambah daftar panjang kekhawatiran terhadap kualitas program bantuan makanan massal yang belakangan marak dilakukan di berbagai daerah.
Insiden yang semula dianggap sebagai kejadian ringan, kini berkembang menjadi alarm serius tentang standar keamanan pangan dalam program sosial. Benarkah foodtray plastik murah bisa jadi pemicu keracunan massal? Apa tanggapan pemerintah pusat? Dan bagaimana nasib program MBG ke depan?
Kronologi Keracunan Massal MBG di Cianjur
Puluhan Siswa Mengalami Gejala Mual hingga Pingsan
Insiden terjadi pada awal pekan April 2025, ketika ratusan pelajar SD dan SMP di Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, mengikuti kegiatan Makan Bareng Gratis (MBG) yang rutin diadakan tiap bulan. MBG adalah program makan siang gratis yang digagas pemerintah daerah sebagai bentuk bantuan gizi untuk siswa kurang mampu.
Namun tak lama setelah makan bersama, lebih dari 50 siswa mengeluhkan sakit perut, mual, muntah, bahkan beberapa mengalami pingsan. Pihak sekolah segera membawa siswa ke puskesmas terdekat. Dugaan awal langsung mengarah pada keracunan makanan.
Sampel Makanan Diperiksa, Wadah Plastik Jadi Sorotan
Tim dari Dinas Kesehatan Cianjur, BPOM, dan BGN langsung turun tangan. Mereka mengambil sampel makanan—nasi, ayam, sayuran, hingga sambal—untuk diperiksa di laboratorium. Namun hasil awal cukup mengejutkan: tidak ditemukan kandungan bakteri patogen berbahaya dalam makanan yang diuji.
Kecurigaan pun bergeser ke wadah makanan. Para siswa mengonsumsi makanan dari foodtray plastik murah berwarna-warni yang dipanaskan sebelum digunakan. Inilah titik kritis yang kemudian diungkap oleh Kepala BGN.
Pernyataan Resmi Kepala BGN: “Foodtray Terbuat dari Plastik Campuran”
Bahan Plastik Tidak Tahan Panas Diduga Sebagai Sumber Kontaminasi
Dalam konferensi pers di Jakarta, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dr. Syarif Maulana, menyampaikan temuan penting:
“Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa setengah dari foodtray yang digunakan berbahan plastik campuran daur ulang yang tidak tahan suhu panas. Ketika dipanaskan, bahan ini berpotensi melepaskan senyawa kimia seperti BPA dan zat berbahaya lainnya ke makanan.”
Lebih lanjut, Syarif menegaskan bahwa wadah plastik dengan kualitas rendah tidak boleh digunakan untuk makanan panas, apalagi untuk konsumsi anak-anak. Menurutnya, dalam banyak kasus keracunan makanan massal, faktor peralatan sering kali luput dari perhatian publik.
Potensi Bahaya Senyawa Kimia dari Plastik
BPA (Bisphenol A) adalah zat kimia yang bisa larut ke dalam makanan dari wadah plastik jika terkena suhu tinggi. Paparan BPA dalam jangka pendek bisa menyebabkan:
- Gangguan pencernaan
- Reaksi alergi ringan
- Mual dan muntah
Sedangkan paparan jangka panjang dikaitkan dengan:
- Risiko gangguan hormon
- Kerusakan sistem syaraf
- Potensi kanker
Meski dalam kasus MBG ini belum ada korban fatal, namun indikasi keracunan akibat migrasi zat kimia dari plastik ke makanan sangat kuat, menurut penjelasan laboratorium BGN.
Standar Penggunaan Wadah Makanan Masih Longgar
Kurangnya Pengawasan pada Vendor Pemasok
Salah satu masalah krusial yang disorot adalah longgarnya pengawasan terhadap vendor penyedia katering MBG. Pemerintah daerah menunjuk penyedia makanan melalui proses lelang, namun tidak semua vendor memenuhi standar keamanan pangan yang ditetapkan oleh BPOM dan Kemenkes.
“Vendor hanya diwajibkan menyajikan menu sesuai ketentuan kalori dan gizi. Tidak ada pemeriksaan khusus terhadap alat penyaji dan kemasan makanan, ini kelalaian yang berulang,” ujar Lestari Widodo, pengamat pangan dan kebijakan publik dari LIPI.
Ketidaktahuan Sekolah dan Guru
Banyak sekolah, terutama di daerah pedesaan, tidak menyadari risiko penggunaan foodtray plastik murah. Sekolah hanya fokus pada kualitas makanan dan pengiriman tepat waktu, padahal bahaya bisa datang dari peralatan yang tampak sepele.
“Saat kami tanya, mereka pikir semua plastik aman untuk makanan. Padahal kenyataannya tidak sesederhana itu,” ujar seorang petugas BGN.
Reaksi Publik dan Pemerintah Daerah
Gelombang Kritik di Media Sosial
Kasus ini langsung jadi trending topic di media sosial. Banyak warganet menyayangkan bahwa program sebaik MBG justru menciptakan risiko baru. Hastag seperti #MBGCianjur #KeracunanMassal #PlastikBeracun ramai digunakan netizen yang menuntut transparansi lebih.
Beberapa orang tua bahkan mulai menolak MBG di sekolah anaknya karena takut kejadian serupa terulang.
Respons Bupati Cianjur Dan MBG
Bupati Cianjur dalam pernyataan resminya mengatakan pihaknya akan menghentikan sementara program MBG untuk evaluasi menyeluruh. Pihak vendor penyedia makanan dan alat makan juga sedang dalam proses investigasi.
“Kami tidak main-main soal kesehatan anak-anak. Program ini akan kami benahi total,” tegasnya.
Apa yang Harus Dilakukan MBG ke Depan?
Rekomendasi BGN dan Dinas Kesehatan
Untuk mencegah kejadian serupa, BGN menyarankan beberapa langkah berikut:
- Wajibnya penggunaan wadah makanan food-grade bersertifikat
- Pemeriksaan rutin bahan plastik dan alat masak oleh BPOM daerah
- Pelatihan keamanan pangan untuk vendor dan guru sekolah
- Penambahan SOP dalam lelang MBG yang mencakup standar kemasan dan penyajian
MBG Perlu Edukasi Massal Soal Plastik Makanan
Kasus ini membuka mata banyak pihak bahwa tidak semua plastik aman untuk makanan panas. Bahkan, plastik berlabel food-grade pun bisa rusak bila dipakai terlalu sering atau terkena suhu ekstrem.
Edukasi ke sekolah, orang tua, dan vendor menjadi krusial dalam membentuk sistem distribusi pangan yang benar-benar aman, apalagi bila menyangkut anak-anak.
MBG Makan Gratis Tak Boleh Mengorbankan Keamanan
Kasus keracunan MBG di Cianjur harus jadi wake-up call bahwa standar makanan tidak cukup hanya soal gizi dan rasa, tetapi juga menyangkut keselamatan dari alat penyajian. Foodtray berbahan plastik campuran yang terlihat remeh, bisa jadi biang masalah besar.