Dua Lansia di Situbondo Terluka Diserang Monyet Ekor Panjang

Berita28 Views

Dua Lansia di Situbondo Terluka Diserang Monyet Ekor Panjang Insiden mengejutkan terjadi di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, ketika dua warga lanjut usia (lansia) menjadi korban serangan seekor monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Peristiwa ini tidak hanya memicu keprihatinan masyarakat setempat, tetapi juga membuka kembali diskusi mengenai interaksi antara manusia dan satwa liar yang semakin meningkat di kawasan pemukiman.

Kronologi Kejadian Monyet Ekor Panjang

Serangan Mendadak di Lingkungan Permukiman

Peristiwa terjadi pada Senin pagi, saat dua lansia masing-masing berusia 68 dan 74 tahun tengah melakukan aktivitas harian di halaman rumah mereka di Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan. Tanpa diduga, seekor monyet liar melompat dari atap rumah dan langsung menyerang salah satu korban dengan cakaran di bagian lengan dan wajah.

Upaya Penyelamatan oleh Warga

Warga sekitar yang mendengar teriakan korban segera memberikan pertolongan. Namun, saat salah satu lansia lain berusaha membantu, monyet tersebut juga menyerangnya. Setelah sempat mengamuk selama beberapa menit, satwa tersebut akhirnya kabur ke arah kawasan pepohonan di tepi desa.

Kondisi Korban

Luka Fisik dan Trauma Psikologis

Kedua korban mengalami luka lecet dan sobek akibat cakaran di bagian tangan, lengan, dan wajah. Keduanya segera dilarikan ke Puskesmas Panarukan dan mendapat penanganan medis, termasuk suntikan anti-tetanus dan observasi kemungkinan penularan rabies.

Respons Keluarga dan Warga

Keluarga korban menyatakan kekhawatiran akan potensi serangan serupa, mengingat monyet tersebut sudah beberapa kali terlihat di sekitar permukiman dalam seminggu terakhir. Beberapa warga bahkan melaporkan kehilangan buah-buahan dari pekarangan mereka.

Dugaan Penyebab Monyet Ekor Panjang Masuk ke Pemukiman

Perubahan Habitat

Monyet ekor panjang adalah satwa liar yang umumnya hidup di hutan, namun mereka dikenal adaptif terhadap perubahan lingkungan. Perambahan hutan untuk lahan pertanian dan permukiman diduga mendorong mereka mencari makan ke area pemukiman manusia.

Kurangnya Pakan Alami

Berkurangnya sumber pakan alami akibat deforestasi membuat monyet mencari alternatif di lingkungan manusia, terutama di desa yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan atau ladang kosong.

Tanggapan Pemerintah dan Balai Konservasi

Koordinasi dengan BKSDA

Pemerintah Desa Sumberkolak telah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur. Petugas BKSDA akan melakukan observasi dan upaya penangkapan monyet liar tersebut dengan metode humanis agar tidak menimbulkan kepanikan lebih lanjut.

Sosialisasi Pencegahan Konflik Satwa

Pihak desa juga berencana mengadakan sosialisasi kepada warga mengenai cara menghindari konflik dengan satwa liar, termasuk tidak memberi makan, menjaga sampah organik tetap tertutup, dan memperkuat atap rumah dari kemungkinan akses satwa liar.

Pandangan Ahli Satwa Liar

Komentar Zoolog

Menurut seorang pakar primata dari Universitas Airlangga, monyet ekor panjang merupakan spesies yang sangat cerdas dan cepat beradaptasi. Jika sudah terbiasa mendapat makanan dari manusia, mereka bisa menjadi agresif saat kebutuhan itu tidak terpenuhi.

Potensi Risiko Rabies

Meskipun jarang, monyet dapat menjadi vektor rabies. Oleh karena itu, kasus serangan ini perlu mendapat perhatian khusus dari dinas kesehatan, terutama dalam pemberian vaksinasi pasca gigitan.

Kesimpulan

Insiden serangan monyet terhadap dua lansia di Situbondo menjadi pengingat bahwa hubungan antara manusia dan satwa liar harus dikelola dengan baik. Pembangunan yang mengabaikan keberadaan habitat satwa bisa memicu konflik yang merugikan kedua belah pihak. Penting bagi pemerintah, lembaga konservasi, dan masyarakat untuk bekerja sama dalam mengedukasi serta mengamankan wilayah pemukiman agar tetap harmonis dengan alam sekitarnya.

Upaya preventif seperti pemantauan satwa liar, penegakan regulasi lingkungan, dan edukasi publik menjadi kunci utama untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *