Polisi Tangkap 6 Anggota Ormas yang Diduga Intimidasi Keamanan

Berita426 Views

Polisi Tangkap 6 Anggota Ormas yang Diduga Intimidasi Keamanan Jakarta kembali digegerkan dengan ulah sekelompok anggota organisasi kemasyarakatan (ormas) yang diduga melakukan intimidasi terhadap Kepala Keamanan Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Kejadian ini memicu perhatian publik karena berlangsung di pusat aktivitas perdagangan utama ibu kota. Polisi pun bertindak cepat, dan dalam waktu singkat berhasil menangkap enam orang yang diduga terlibat.

Kronologi Intimidasi Anggota Ormas di Pasar Induk Kramat Jati

Bermula dari Penertiban Internal Keamanan Pasar

Menurut laporan yang diterima dari pihak kepolisian, insiden bermula saat Kepala Keamanan Pasar, berinisial S, mencoba menertibkan aktivitas yang dianggap melanggar aturan internal pasar. Penertiban ini diduga mengganggu aktivitas ilegal yang dilindungi oleh kelompok ormas tertentu.

Didatangi dan Ditekan secara Verbal

Tak lama setelah tindakan penertiban tersebut, S didatangi oleh beberapa orang tak dikenal yang mengaku sebagai anggota ormas. Mereka diduga melakukan intimidasi verbal dan tekanan psikologis agar S mencabut kebijakan tersebut.

“Mereka datang dalam kelompok, memakai atribut ormas tertentu, dan menyudutkan kepala keamanan. Aksinya terekam CCTV dan viral di kalangan pedagang,” ujar salah satu saksi mata di lokasi.

Polisi Bergerak Cepat Tangkap Pelaku Anggota Ormas

Penangkapan 6 Orang Terduga Anggota Ormas

Kepolisian Sektor Kramat Jati bersama Unit Reskrim Polres Metro Jakarta Timur langsung melakukan penyelidikan. Dalam waktu kurang dari 72 jam, polisi berhasil menangkap enam orang yang diduga terlibat dalam aksi intimidasi tersebut.

“Kami amankan enam orang yang diduga merupakan anggota ormas dan terlibat dalam tindakan intimidasi terhadap petugas keamanan pasar. Saat ini masih dalam pemeriksaan intensif,” ujar Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly.

Barang Bukti dan Proses Hukum

Selain mengamankan para tersangka, polisi juga menyita barang bukti berupa rekaman CCTV, atribut ormas, serta rekaman percakapan yang mengarah pada dugaan pemaksaan kehendak.

“Kami juga telusuri kemungkinan adanya unsur pemerasan atau ancaman. Jika terbukti, para pelaku bisa dijerat dengan pasal berlapis,” tambahnya.

Reaksi Pedagang dan Pengelola Pasar

Rasa Aman Mulai Terganggu

Sejumlah pedagang menyampaikan rasa was-was akibat insiden tersebut. Mereka berharap pengelola pasar dan aparat keamanan bisa menjamin keselamatan semua pihak dari tekanan kelompok tertentu.

“Kami ini hanya cari makan. Kalau ada ormas datang-datang seenaknya, itu mengganggu stabilitas. Kami dukung tindakan tegas aparat,” kata Arman, salah satu pedagang sayuran di Kramat Jati.

Apresiasi terhadap Tindakan Cepat Polisi

Pengelola pasar dan asosiasi pedagang mengapresiasi tindakan cepat kepolisian. Mereka berharap proses hukum berjalan secara transparan dan tidak berhenti di tengah jalan.

Imbauan untuk Tidak Memperalat Atribut Anggota Ormas

Ormas Harus Sesuai Fungsi Sosial

Pihak kepolisian mengingatkan bahwa ormas dibentuk untuk membantu masyarakat dan bukan menjadi alat tekanan atau kekuasaan. Penggunaan atribut organisasi untuk intimidasi merupakan pelanggaran berat.

“Kami mendukung eksistensi ormas yang konstruktif. Namun jika ada yang menyimpang, apalagi melakukan tindak pidana, tentu akan kami tindak secara tegas,” tegas Kombes Pol Nicolas.

Penertiban Ormas Bermasalah

Insiden ini juga memicu wacana penertiban terhadap ormas-ormas yang sering bertindak di luar hukum. Pemerintah daerah diminta melakukan verifikasi ulang terhadap ormas aktif di wilayah Jakarta Timur.

Pasar Induk Kramat Jati

Penangkapan enam anggota ormas yang diduga melakukan intimidasi terhadap Kepala Keamanan Pasar Induk Kramat Jati menjadi pengingat keras bahwa hukum harus berdiri di atas semua kepentingan. Aksi premanisme berkedok organisasi masyarakat tidak boleh dibiarkan tumbuh di ruang publik.

Publik kini menanti proses hukum berjalan dengan transparan dan adil. Keamanan pasar dan kenyamanan pedagang adalah tanggung jawab bersama, bukan wilayah intimidasi segelintir kelompok.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *